Tulisan ini terinspirasi dari sebuah artikel yang diberikan oleh kakak saya untuk saya baca. Artikel tersebut mengenai esensi jilbab. Ada kutipan yang cukup menerangkan inti dari artikel tersebut,
Wearing the hijab doesn't have to be about religious dedication. For me, it is political, feminist and empowering
Ketika membaca artikel tersebut, yang terpikir dari saya ialah sesuatu yang mind-blowing. Mengungkapkan beberapa bagian yang sempat saya pikirkan dan menambahkan kejelasan apa esensi jilbab itu sendiri.
Untuk alasan dan pemahaman awam yang sudah seringkali kita dengar ialah karena perintah Allah SWT, dalam Al Quran sudah tercantum. dan bla bla bla. Ya memang benar, siapa yang percaya Al Quran akan menerimanya dan melakukannya. Namun, di balik nilai religius tersebut banyak hal-hal penting yang bisa kita kaji lebih dalam.
Awalnya saya memakai jilbab karena doktrin agama, ketika itu saya belum menemukan jawaban "realistis" nya. Semakin lama, saya mulai memperhatikan dan pelan-pelan menemukan jawabannya. Jawaban awal yang saya temukan ialah, wanita bukanlah sebuah objek.
Jawaban tersebut muncul dari media yang saya lihat, iklan-iklan menampilkan tubuh indah wanita, rambut indahnya, dan banyak lagi yang mempertegas bahwa semakin lama wanita dipandang menjadi objek. Sama seperti yang ditulis oleh penulis artikel tersebut, saya tidak ingin menjadi public consumption, wanita bukanlah objek wanita adalah subjek.
Pandangan wanita sebagai objek inilah yang menyebabkan maraknya aksi pemerkosaan, pelecehan seksual. Jadi jilbab ini saya pakai salah satunya supaya saya tidak menjadi bagian dari public consumption.
http://www.guardian.co.uk/commentisfree/2012/may/28/hijab-society-women-religious-political