Hari Sumpah Pemuda

By Nela Navida - October 28, 2010

28 Oktober 2010


Hari ini dikabarkan dalam televisi mbah maridjan meninggal dunia, gunung merapi bererupsi lagi, dan juga dikabarkan lewat telepon kemarin katanya ibuku hari ini ada upacara Sumpah Pemuda di Manahan Solo bersama bapak wakil presiden Indonesia. Disamping kejadian-kejadian diatas yang telah disebutkan, hari ini juga hari yang berarti untuk saya. Kenapa ? Ga tau. Maaf ya.
Tapi yang pasti hari ini saya sangat sedih, sedih, dan sedih. Saya menghargai keadaan mood ini pada diri saya, karena ini jarang melanda. Bahkan yang paling melegakan saya sampai bisa menangis dihari kemarin,haha. Jarang bangeettt, tapi seenggaknya ini bisa melegakan dan banyak menghapus penat yang dipendam jauhhh disini, (pegang kepala). Masalahnya kali ini tentang kehilangan,

"Terkadang Tuhan akan memaksakan kita dan menakdirkan kita untuk kehilangan apa yang sudah kita pegang erat apa yang sudah ada dan menempel dalam diri kita ."

Bukan masalah kehilangan seseorang, kehilangan uang, kehilangan stnk, kehilangan sim, kehilangan dompet, tapi masalah kehilangan kesempatan yang memang sudah kita targetkan dan kesempatan itu sudah kita pegang selama sekian tahun, dan kesempatan itu telah menjadi beberapa pieces dari kehidupanmu.
Yah itu gambaran masalah yang sekiranya ada, dan itu begitu menyesakkan pikiran, menguras tenaga, aaaahhh bukan masalah hiperbola, tapi ini nyata adanya.

Ini hari ke 4 pasca kehilangan tersebut, puncaknya hari ke 3 dimana saya merasakan berat penat tak mau meninggalkan. Tangis ada, marah ada, kehilangan nafsu makan ada ( sampai sekarang, sampai tahan 32 jam gak makan nasi dan kawan-kawan). Ini menuju hari ke 5 dan say menyatakan, ini namanya putus asa. Sebagai seorang pemudi Indonesia tak seharusnya seperti ini, seharusnya dalam segala kondisi kita harus bisa menyikapinya dengan hati terbuka, pikiran terbuka, senyum juga terbuka. Kesempatan itu bukan dicari ataupun disimpan dipeluk dan di taruh dikantong, tetapi dimanfaatkan. Kesempatan tak peduli pemilik kantong, kesempatan tak peduli si pencari, lalu pada siapa kesempatan peduli? Kesempatan peduli pada orang yang memanfaatkan.

Itu pelajaran yang bisa dipetik dari masalah saya minggu ini, terimakasih masalah, terimakasih banyak, :) gotta see you again after this thing's over.

  • Share:

You Might Also Like

0 comments