Filosofi Jantung dan Hati

By Nela Navida - July 04, 2010

Kita adalah manusia yang diciptakan amat sempurna oleh Allah SWT. Alhamdulillah, dan kita harus mengucap syukur terhadap yang telah Dia berikan kepada kita semua. Kita mempunyai sepasang mata yang indah, hidung untuk bernafas, lidah untuk berbicara, otak untuk berfikir, dan hati untuk perasaan kita :) Ini yang akan saya bahas di sini mengenai "hati untuk perasaan kita".

Pada zaman dahulu, para Sumerian Assyrian menganggap manusiaberpikir dan berperasaan dengan menggunakan organ hati (liver). Namun hal ini dibantah oleh Aristoteles yang beranggapan bahwa untuk berpikir dan berperasaan,manusia menggunakan jantung (heart). Kedua pendapat ini membawa pengikut masing-masing, sehingga penggunaan istilah liver berkembang ke daerah Selatan, terutama Asia, dan heart berkembang ke Utara, khusunya Eropa.

Yang terjadi kemudian, penduduk belahan bumi selatan mengungkapkan perasaaannya ("hatiku senang", "sungguh menyesakkan hati") sambil menyentuh daerah hati atau liver, sementara penduduk belahan bumi Utara menyentuh daerah jantung ("I love you with all my heart", "My heart was broke").

Namun perkembangannya kemudian semakin rancu, terutama di negeri kita. Heart yang dimaksudkan sebagai jantung diterjemahkan menjadi "hati". Maka ketika mengatakan "kau selalu ada di dalamhatiku" (You are always in my heart), yang selalu kita raba adalah daerah jantung, bukan hati.

Oleh karena kerancuan masalah pemahaman tentang hati dan jantung ini maka hingga sekarang oun orang menganggap hati sebagai kualitas subyektif. Saat seseorang mengatakan "hatiku hancur" itu artinya perasaan atau emosinya yang hancur atau sedih. Pula kalimat "hatiku sedang berbunga-bunga" menunjuk pada perasaan seseorang yang bergembira.

Padahal sebetulnya, hati itu sebetulnya, hati itu obyektif, berupa benda. Dan kalau berdasarkan pada apa yang telah kita bahas pada bab sebelumnya. peraasaan muncul dari pikira. Seseorang yang memikirkan pemutusan hubungan sepihak yang baru dilakukan pacarnya, maka hatinya akan merasakan sedih. Seseorang yang memikirkan kenaikan gajinya ternyata melebihi karyawan yang lain maka hatinya akan merasakan kegembiraan.

Pertanyaannya, betulkah (organ) hati yang merasakan itu? Betulkah (organ) hati yang berhubungan dengan otak? Jawabnya : tidak, Jantunglah yang merasakan apa yang otak anda pikirkan. Ketika kita berpikir takut, jantunglah yang berdebar, bukan hati. Ketika pikiran anda kacau atau stress, maka pola irama jantung Anda menjadi tidak normal, bahkan bisa berakibat pada kesehatan fisik Anda.

(copast : erbe sentanu quantum ikhlas)

Tadi adalah sedikit cerita tentang filosofi Jantung dan Hati serta sedikit uraian dalam aplikasi sehari-harinya. Semoga bermanfaat ^^

  • Share:

You Might Also Like

1 comments

  1. Artikel yang Menarik Gan
    Mohon Izin Comment ya ^^

    Klik LIGA PELANGI

    Join LigaPelangi ! klik link di bawah ini
    BONUS DEPOSIT HARIAN 10% + CASHBACK SPORT S/D 15% + REFFERAL SPORT 2.5% dan Promo harian menarik lainnya ya^^

    DEPOSIT VIA PULSA
    - TELKOMSEL : 0,85% atau 15%
    - Xl

    COSTUMER SERVICE :
    - LIVE CHAT 24 JAM ONLINE
    - WA : +85515982617

    Klik Prediksi Bola

    Klik Situs Resmi Bolajalan

    Klik Bola Online

    Ayo bosku segera daftarkan diri anda dan raih hoki bersama kami ya^^

    ReplyDelete